Senin, 21 Juni 2010

Cinema Paradiso

Film ini dirilis pada tahun 1988, disutradarai oleh Giuseppe Tomatore. Aku pribadi belum pernah nonton film ini. Tapi langsung jatuh cinta sama lagunya, yang sudah dirilis ulang oleh Josh Groban. Kereen banget.. Jadi penasaran seperti apa filmya. But anyway, here's the lyric and translation. What a romantic song!

Se tu fossi nei miei occhi per un giorno
Vedresti la bellezza che piena d'allegria
Io trovo dentro gli occhi tuoi
E nearo se magia o lealta

Se tu fossi nel mio cuore per un giorno
Potreste avere un'idea
Di cio che sento io
Quando m'abbracci forte a te
E petto a petto, noi
Respiriamo insieme

Protagonista del tuo amor
Non so se sia magia o lealta

Se tu fossi nella mia anima un giorno
Sapresti cosa sono in me
Che m'innamorai
Da quell'istante insieme a te
E cio che provo e
Solamente amore

Terjemahannya (in english) :

If you were in my eyes for one day
You could see the full beauty of the joy
I find in your eyes
Not knowing if it's magic or real

If you were in my heart for a day
You would have an idea
Of what I feel
When you hold me strongly to you
Heart to heart,
Breathing together

Protagonist of your love
I don’t know if it’s magic or real

If you were in my soul for a day
You would know what is inside me
That I fell in love
At that instant, together with you
And what I sense
It’s only love...

Haven't Met You Yet by Michael Bublé

Satu lagi lagu favorit saya dari Michael Bublé! Love this song, enak banget didengerinnya.. You'll gonna love it! Wanna sing? Here we go!!

I'm not surprised, not everything lasts
I've broken my heart so many times, I stopped keeping track
Talk myself in, I talk myself out
I get all worked up, then I let myself down

I tried so very hard not to lose it
I came up with a million excuses
I thought, I thought of every possibility

And I know someday that it'll all turn out
You'll make me work, so we can work to work it out
And I promise you, kid, that I give so much more than I get
I just haven't met you yet

I might have to wait, I'll never give up
I guess it's half timing, and the other half's luck
Wherever you are, whenever it's right
You'll come out of nowhere and into my life

And I know that we can be so amazing
And, baby, your love is gonna change me
And now I can see every possibility

And somehow I know that it'll all turn out
You'll make me work, so we can work to work it out
And I promise you, kid, I give so much more than I get
I just haven't met you yet

They say all's fair
In love and war
But I won't need to fight it
We'll get it right and we'll be united

And I know that we can be so amazing
And being in your life is gonna change me
And now I can see every single possibility

And someday I know it'll all turn out
And I'll work to work it out
Promise you, kid, I'll give more than I get
Than I get, than I get, than I get

Oh, you know it'll all turn out
And you'll make me work so we can work to work it out
And I promise you kid to give so much more than I get
Yeah, I just haven't met you yet

I just haven't met you yet
Oh, promise you, kid
To give so much more than I get

I said love, love, love, love
Love, love, love, love
(I just haven't met you yet)
Love, love, love, love
Love, love
I just haven't met you yet

Orang-orang Kaya yang Bersahaja

Tulisan ini diambil dari milis sebelah. Membuat saya berpikir.. Semoga bisa menginspirasi Anda juga..

Pernakah kita bermimpi menjadi orang kaya, dengan uang miliaran atau triliunan di tangan kita? Wuih :p Dan apa yang akan kita lakukan dengan uang sebanyak itu? Hmm.. Mungkin kita ingin membeli kapal pesiar, pesawat, rumah mewah, villa, mobil mewah dll. Percaya atau tidak, masih ada orang-orang kaya dunia yang hidup relatif normal, maksudnya normal disini adalah hidup seperti orang kebanyakan.

Orang-orang kaya yang bersahaja ini tidak bertingkah laku seperti orang kaya. Malah mereka sibuk berhemat dan berinvestasi demi masa depan daripada menghambur-hamburkan uang hanya untuk kepentingan sesaat. Cool..

Silakan disimak orang-orang kaya di dunia yang hidupnya bersahaja berikut ini

1. Warren Buffett

Seorang investor sukses, pebisnis, sekaligus filantropis dan pemilik Berkshire Hathaway. Kegemarannya untuk berhemat merupakan rahasia sebenarnya dari kekayaan pribadi Buffett yang memiliki harta kekayaan senilai US$47 miliar. Warren Buffett menjauhi rumah dan benda-benda mewah. Pria 79 tahun ini bersama istrinya masih tinggal di rumah sederhana mereka di Omaha, Nebraska, Amerika Serikat yang mereka beli dengan harga US$31.500 lebih dari 50 tahun lalu. Bila diberi pilihan, Buffett akan lebih memilih burger dan kentang goreng serta Coke Cherry dingin meskipun beliau sering menikmati hidangan di restoran terbaik di berbagai belahan dunia. Ketika ditanya mengapa dia tidak memiliki sebuah kapal pesiar? Buffet menjawab: "Kebanyakan mainan cuma menimbulkan rasa nyeri di leher."

2. Carlos Slim

Pria warga negara Meksiko ini baru saja dinobatkan sebagai orang terkaya di dunia mengalahkan Bill Gates, pendiri Microsoft. Meskipun dapat membeli berbagai barang mewah, pria yang memiliki kekayaan bernilai lebih dari US$53 miliar tidak pernah memanfaatkan kesempatan itu. Seperti Buffett, Slim tidak memiliki kapal pesiar atau pesawat dan tetap menghuni rumah yang sama sejak 40 tahun lalu.

3. Ingvar Kamprad

Pendiri perusahaan ritel furnitur terkemuka asal Swedia, Ikea. Baginya, mencari cara untuk menghemat uang bukan hanya persoalan konsumennya, tetapi juga menjadi nilai berharga bagi dirinya sendiri. Ada aturan di perusahaan tersebut bahwa orang-orang Ikea tidak diperbolehkan untuk mengendarai mobil mencolok atau tinggal di hotel-hotel mewah. Aturan tersebut juga berlaku bagi dirinya sendiri, sang pendiri perusahaan ritel Ikea. Dia sering menggunakan kereta untuk mengurus bisnisnya yang tersebar di mana-mana atau cukup memanfaatkan bus kota atau mengendarai mobilnya yang telah berumur 15 tahun, sebuah Volvo 240 GL untuk urusan di dalam kota.

4. Chuck Feeney

Tumbuh besar saat terjadi depresei besar di Amerika serikat, mempengaruhi gaya hidup hemat pria keturunan Amerika-Irlandia kelahiran 23 April 1931. Dengan moto pribadi "Saya ditakdirkan untuk bekerja keras, bukan untuk menjadi kaya."

Salah seorang pendiri Duty Free Shoppers ini diam-diam menjadi seorang miliuner dunia. Dan juga secara diam-diam memberikan nyaris semua kekayaannya ke yayasan kemanusiaan, Atlantic Philanthropies. Selain memberikan lebih dari US$600 miliar ke almamater Cornell University, dia juga menyumbangkan miliaran dolar ke berbagai sekolah, rumah sakit, dan badan penelitian. Dalam "kategori donasi", Feeney mengalahkan Buffett dan Kamprad.

Pemakai rutin fasilitas transportasi umum ini juga selalu terbang menggunakan kelas ekonomi, membeli pakaian dari toko ritel, dan tidak menghamburkan uang hanya untuk membeli rak sepatu besar. "Kita hanya bisa mengenakan satu pasang sepatu dalam satu kali kesempatan," katanya. Dia juga membesarkan anak-anaknya dengan cara normal, yakni dengan meminta mereka bekerja paruh waktu saat musim panas seperti yang dilakukan anak-anak remaja di Amerika.

5. Frederik Meijer

Di Midwest, Amerika Serikat, banyak tersebar toko-toko kelontong milik Meijer. Nilai kekayaan Meijer mencapai lebih dari US$5 miliar dan hampir separuh dari kekayaan itu justru ditimbun saat pendapatan bersih bisnis Meijer anjlok pada 2009. Seperti Buffett, Meijer membeli mobil dengan harga logis dan mengendarai mobil-mobil itu sampai tidak bisa digunakan lagi. Saat bepergian untuk urusan bisnis, Meijer memilih motel-motel biasa sama seperti Kamprad. Dan sama seperti Chuck Feeney, fokus pada sesuatu yang bisa diberikan pada masyarakat, dan bukan memboroskan uang untuk kepentingan pribadi.

Suatu hal yg berlebihan itu jelas sekali tidak baik, baik itu lebih ataupun kurang. tapi semua itu kembali pada diri kita masing2..

Harmoni Cinta by Gita Gutawa

Lagi seneng banget sama lagu ini.. Here's the lyric!!

Ada yang bergerak di dalam dadaku ini
Seperti ku kenal pernah kurasakan
Waktu aku jatuh cinta
Waktu hatiku tertarik
Rasanya pun begini
Jatuh cinta

Apakah ini sama seperti yang itu
Hatiku bergerak
Aku jatuh cinta
Dinding hatiku berlagu
Harmoni cinta menyentuh
Pipiku pun merona
Jatuh cinta

Harmoni cintaku kini datang
Nyanyikan suara hatiku
Berlagu penuh cinta

Minggu, 13 Juni 2010

Minggu Dini Hari

Ampuuunn deh koneksi internet jam segini kok ya lelet banget. Wahai perusahaan operator, jangan mau untung mlulu dong. Perhatiin juga pelayanannya. Jangan asal cari pelanggan sebanyak2nya terus servis dikurangi bin dipangkas. But eniwei, minggu pagi dini hari di tengah musim semi (gak ding, ngawur yang ini, asal bunyinya bagus aja, hehe..) di kamarku yang dingin gara2 kipas angin nyala semaleman, waktu yang tepat buat refleksi (lagi).

Sebenernya kalo mau jujur, banyak hal yang sudah aku dapetin. Sementara orang lain nggak punya kerjaan, aku masih punya sumber penghasilan. Tapi dasar manusia, kok susah amat ya disuru bersyukur untuk yang udah dikasi dan dimiliki. Adaaa aja yang kurang ini, kurang itu. Tapi ada sisi positifnya juga. Dengan merasa seperti itu, berarti kita diharapkan untuk terus berkembang, terus bergerak, terus berubah. By the way, saat ini aku memang sedang berusaha untuk mensyukuri pekerjaanku sekarang. Berusaha mengembalikan hatiku biar mau bantu ngerjain pekerjaan sehari-hari. Terutama di kantor. Ato mungkin aku perlu menghidupkan kembali kesenanganku kali ya.. Sering kalo liat piano nganggur di hotel bawaannya pengen pencat-pencet aja. Tapi nggak pede juga. Udah lamaaa banget nggak maen. Takut fals bin sumbang, malah ga enak didengerin (tu.. kluar lagi deh pesimisnya!!). Heran. Apa iya semua Taurean itu kaya aku? Gelap ah..

Hoahm.. Udah jam 00.57, udah nggak konsen nulis juga kayaknya. Refleksinya jadi burem. temaram kaya lampu 5 watt yang ga pernah dinyalain. Sambung lagi deh ntar. Tidur dulu. Mana ni kibord laptop ga mau diajak kompromi pula. Tiba2 loncat sana loncat sini. Aaarrghh... Hoahm.

Sabtu, 12 Juni 2010

Back to Surabaya, Finally

Setelah GA631 UPG-SUB cukup membuat kesal karena selalu delay satu jam, akhirnya sampe juga dengan selamat di Juanda, tepat pukul 19.47 WIB. Dengan itu hari ini lewat sudah. Sedikit flashback, sejak pagi kerja, nunggu, ngomong, ngobrol, senyam senyum kesana kemari, dan berbasa-basi, lumayan menguras tenaga juga. Bukan fisik. Mental ternyata lebih menyedot banyak energi dan kalori. Wah bisa jadi ide diet manjur nih. Wekekekke...

Pekerjaan hari ini, seperti juga yang sebelum-sebelumnya, tidak sesuai yang diharapkan. Berdiskusi dengan salah seorang teman, apa sebaiknya lebih memperkuat brand image dulu, baru respon masyarakat akan mengikuti dengan sendirinya. Tapi manajemen mana mau tau tentang itu. Uggh.. Serba repot. Tapi tadi seorang teman sempat menyodorkan tulisan di kolom karier, di salah satu surat kabar hari ini. Something about uncomfort zone gitu deh. Intinya, dimanapun kita bekerja, penting agar kita punya hati disitu. Nah, susahnya kadang kultur, faktor intern, manajamen, dll, dsb, dkk dengan mudahnya bisa mengacaukan untuk bekerja dengan hati. Kalo udah gitu, disarankan untuk mengubah cara kerja kita. Kita punya kuasa, power terhadap apa yang mau atau tidak kita lakukan berkaitan dengan pekerjaan kita. Kita boleh dengan bebas berinovasi dan berkreasi agar tercipta keadaan yang mendukung kita bekerja dengan hati.

Tidak mudah memang merubah pola pikirku, dan membalikkan seperti itu. Tapi kalo nggak pernah dicoba, nggak akan ada perubahan, and thats mean, aku akan terus berada di kondisi seperti ini. Mati enggan hidup pun tak mau. Its time to change my mind, even slowly. Thanks untuk yang selalu mendukung dan mendoakanku. Somewhere.

A Reflection in Saturday Morning

Hari Sabtu pagi, di kota yang sampai saat ini aku masih sering merasa asing. Sabtu harusnya off, tapi aku harus kerja hari ini. Kerjanya si nggak masalah, tapi akhir2 ini aku sering berpikir, apakah pekerjaan ini ideal buatku? Apakah ini pekerjaan yang aku inginkan for the rest of my life? Demi meyakinkan diriku sendiri, aku menanyakan hal sama pada beberapa temanku. Ada yang jawab kayanya enggak deh. Ada juga yang masih bingung, iya nggak si. Tapi ada pula yang menjawab tegas YA!. Tapi aku sendiri masih dunno2 gak jelas. Hiks.

Tapi, whatever it takes, aku selalu percaya segala sesuatu mengajarkan aku tentang sesuatu. Aku pernah baca satu quote bahwa dalam hidup sebenernya tidak ada yang baru. Segala hal berulang, berulang, berulang. Kalo nggak kita yang ngalamin hal ini, orang lain yang mengalaminya. Dalam beberapa hal aku setuju. Tapi sebenernya tidak SEMUA HAL dalam hidup itu berulang. Setiap hari seharusnya adalah hari yang baru. Karena baru, yah logikanya kita nggak pernah nemuin hari ini sebelumnya donk, alias baru. Tapi semakin umurku bertambah, kok malah ngerasa bahwa setiap hari itu sama ya? God! Apa aku sudah terkena sindrom "luarnya hidup dalamnya mati'? Maybe..